|
10 Rutinitas menjadi Mama Sukses |
Rutininas mama bekerja dan mama yang mengurus rumah secara full time benar benar sangat berbeda. Menjadi mama yang "Full Time" sebenarnya sudah datang di kepala saya pada waktu kelahiran anak ke-2 di tahun 2014. Namun baru bisa terwujud di satu tahun terakhir. Hal ini merupakan suatu keputusan yang berat, bahkan masih suka terpikir apakah ini keputusan yang benar di saat-saat down. Hal ini seperti mengucapkan selamat tinggal uang!!, selamat datang my baby. Bekerja sebenarnya merupakan hal yang menyenangkan, dimana bisa bertemu dengan teman, aktualisasi diri, dan yang terpenting punya uang sendiri. Tetapi, di saat-saat saya di kantor atau harus pergi ke luar kota, hanya wajah si kecil yang terbayang, betapa saya ingin bersamanya. Dan... di sinilah saya bersama dengan anak-anak menjadi Full Time mama yang tidak sempurna :)
Banyak hal yang harus saya adjust tertama dengan rutinitas sehari-hari. Tetapi untuk menjadi mama yang sukses, saya rasa kita semua para mama terutama yang full time mama harus melakukan :
1. "Me Time"
Sangat penting punya waktu sendiri, walaupun di rumah, rutinitas seorang ibu sangat mungkin lebih sibuk dari mama bekerja. Dari mulai menyiapkan makan, mencuci, bermain bersama anak, membersihkan rumah, lalu mengerjakan urusan keuangan, menjadi manager bagi anak (terutama untuk urusan sekolah yang super padat), berbelanja dan lain sebaginya. Maka dari itu lakukan hal-hal yang bisa menenangkan diri, misalnya membaca buku / novel sambil minum teh sendiri di sore hari, menelpon sahabat-sahabat untuk berbagi cerita, sambil tidak lupa untuk memperhatikan kesehatan dan kebersihan pribadi, karena kesehatan dan kebersihan mama, karena anggota keluarha bergantung pada mama.
2. Jangan lupa tertawa
Sejujurnya, hal ini sulit saya lakukan. Bagaimana mau tertawa, jika kita suka merasa bahwa kenakalan-kenakalan kecil anak adalah menyebalkan... Tapi ya memang harus dicoba untuk tetap tertawa. Kemaren, saya dan anak-anak merencanakan untuk berenang bersama. Persiapan nya saja sudah lama, dari mulai siapkan pakaian, peralatan mandi, peralatan renang (pelampung dsbnya), belum lagi si anak yang maunya ini itu, dan akhirnya dalam waktu 1 jam persiapan, kita berangkat juga. Tapi baru jalan sebentar dan hujan sudah mulai rintik lagi, tetapi saya masih semangat melanjutkan berharap hujan segera berhenti. Sampai di kolam renang yang hanya kita saja bertiga tidak ada orang lain satupun yang berenang, hujan pun mulai turun lagi.. Saya rasanya mau nangis, mau marah juga tapi ama siapa, akhirnya i choose happy. Saya pilih tertawa dan menantang anak, ayo siapa yang mau ikut renang, sambil hujan dan kita pun berenang, di bawah hujan rintik. Bersyukur tiba-tiba hujan berhenti dan kita melanjutkan selama 30 menit sampai akhirnya hujan lebat dimana kita terpaksa naik. (Tidak disarankan ditiru), hanya mengingatkan apapun masalahnya ingat jangan lupa tertawa.
3. Jangan sok untuk menjadi yang terbaik tapi lakukan yang terbaik
Banyak hal yang ditutut dari seorang mama, mama tidak boleh lupa (apalagi lupa jadwal anak skolah dan segala PRnya), masakan mama harus enak kalau tidak anak-anak kadang mogok makan, mama harus mengerti obat (jarang yang menanyakan ke papa harus minum obat apa ketika anak sakit kecuali papanya dokter?), mama memastikan semua tagihan di keluarga beres. Banyak yah tugas mama?, beruntung saya memiliki suami yang tidak menuntut kesempurnaan sehingga semuanya harus beres dengan tepat. Jadi saya masih boleh lupa di sana-sini, atau minta tolong untuk hal-hal yang tidak bisa saya lakuan sendiri. Tetapi ketika saya harus melakukan sesuatu saya lakukan yang terbaik.
4. Buat Plan dan Schedule untuk segala Hal
Menurut saya schedule atau jadwal untuk melakukan sesuatu itu sangat penting, walaupun masih banyak di sana-sini dari jadwal saya yang kacau. Tapi sudah membuat jadwal itu baik sekali, apalagi super banyak yang harus dikerjakan para mama.
5. Jangan sungkan untuk minta tolong,
Tidak semua hal harus dikerjakan secara sempurna, kadangkala, para mama membutuhkan bantuan, adakalanya loh kita merasa malas, dan itu tidak salah, minta tolonglah, misalnya kepada orang tua, menitipkan anak sebentar, atau minta tolong yang ada kaitannya dengan menyediakan makanan dan lain sebagainya.
6. Fokus pada keluarga,
Ketika memutuskan untuk menjadi full time mama, maka memang hanya ada fokus keluarga, walaupun sebenarnya banyak kegiatan selain pekerjaan yang bisa dilakukan misalnya berkumpul bersama organisasi di sekolah, di lingkungan rumah, atau ikut serta dalam kegiatan amal, hal tersebut boleh saja dilakukan, tetapi ingatlah bahwa fokus pada keluarga, terutama jika anak masih harus mendapatkan perhatian extra. Dan jangan ragu untuk mengatakan tidak.
7. Jangan Takut pada Kesendirian,
Yah, inilah yang terjadi pada saya saat ini, merasa sendiri. Hal ini praktis dirasakan mama full time, karena kegiatannya dan rutinitasnya hanya pada anak-anak. Maka dari itu ketika kita harus menghadapinya, maka beranilah, dan tetap percaya diri. Jangan pernah merasa terkucil, dan tetap seimbangkan kegiatan mama, dengan fokus keluarga.
8. Berbagi Tanggung Jawab,
Pernahkah terpikir untuk memberi si kecil tanggung jawab di rumah? misalnya si besar, karena sudah agak tinggi, maka berilah tugas untuk menyalakan lampu setiap sore, dan mematikannya setiap di pagi hari ditambah dengan membuka / menutup tirai jendela rumah. Serahkan juga tanggung jawab untuk memeriksa kegiatan sekolahnya sendiri. Hal ini selain meringankan mama juga akan melatih anak untuk lebih bertanggung jawab.
Anak ke-2 saya yang berumur 3 tahun, belum saya berikan tanggung jawab khusus, tetapi sudah diajarkan agar setiap habis bermain selalu bereskan dan rapihkan kembali mainannya, begitu pula jika pulang / pergi dari rumah, alas kaki harus dilepas / dipakai di depan pintu rumah dan letakan di rak sepatu. Saya suka tersenyum ketika anak-anak melaksanakan tanggung jawab mereka. Berikan tanggung jawab sesuai porsi mereka.
9. Rubahlah Suasana Rumah Menjadi Menyenangkan
Selama saya bekerja, di rumah tata ruangnya agak kacau. Ya karena anak-anak yang masih suka bermain sana-sini, maka ruang tamu diletakan kasur agar mereka bermain aman, atau kamar dijadikan tempat simpan barang, dan perabotan pun diletakan dengan kacaunya. Pulang malam, membuat saya pasrah dengan keadaan rumah. Sampai akhirnya saya dan pasangan merombak cat rumah, mengembalikan perabotan yang salah letak, ternyata menata hal seperti ini walaupun kedengarannya sederhana, sangat besar artinya. Karena lebih sesuai fungsi dan rumah menjadi lebih menyenangkan, tentunya hal ini kami juga bicarakan dulu dengan si kecil.
10. Berani untuk berkata Tidak
Anak punya berbagai macam cara untuk meminta sesuatu kepada orang tuanya, menangis adalah cara yang paling umum, adapula yang merayu terus, sampai orang tua menjadi terganggu dan lalu mengiyakan saja. Percayalah mereka sebenarnya sudah menyimpan kelemahan masing-masing orang tuanya. Pasangan saya misalnya, sampai saat ini dia tidak akan tahan jika anak perempuan kami menangis tidak mau berhenti untuk dibelikan mainan, pasti dibelikan. Tetapi saya tidak mau kalah dan selalu berani mengatakan tidak, agar anak puas, maka mereka layak untuk mendapatkan alasannya mengapa kita mengatakan tidak.
Sebenarnya masih banyak rutinitas yang membantu para mama agar menjadi sukses dengan perannya, 10 hal ini hanya sebagian kecil saja yang berusaha pula saya jalani dalam keseharian.
Salam,
Mamavanda